Jangan hanya MENCIUM DAN MENDENGARKAN SAJA !

Artikel minggu ini yang dibahas adalah mengenai Unconditional Love /  Cinta tak bersyarat. Unconditional Love sudah merupakan hal yang sangat jarang dipraktekkan dan dilihat. Aku mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena pada kesempatan kali ini aku melihat secara langsung praktek Unconditional Love ini secara langsung. 

Sungguh ajaib, beberapa minggu yang lalu sempat terlintas di benakku mengenai Uncoditional Love. Tetapi saat itu aku sempat ragu untuk membuat artikel ini, belum sempat aku berdoa kepada Tuhan untuk meminta bantuannya supaya lebih memahami Unconditional Love. Tuhan memang sayang kepada makhluk ciptaaNya, Dia memahami kebutuhan dan keinginan saya. Ajaibnya, beberapa hari kedepannya lewat teman yang baru kukenal akrab disapa Freddy seorang pemuda yang tulus, murah hatinya, dan murah senyumnya haha. Dia senang menolong orang tanpa pamrih, secara tulus, dan ikhlas tanpa syarat dan kondisi dia akan langsung menolong orang yang sedang membutuhkan. Hal ini saya lihat dengan kedua mata saya secara langsung, dan membuat saya lebih memahami apa itu Unconditional Love.

Apa itu Unconditional Love? Untuk mencintai seseorang tanpa syarat dan kondisi, mencintai seseorang secara menyeluruh. Bukan hanya terbatas kepada kekasih, gebetan, tetapi juga kepada teman, saudara, rekan kerja, bos, tetangga dan kepada orang -  orang yang kita kenal tanpa mengharapkan imbalan. Bukankah ini merupakan sesuatu yang indah? namun, sangat sedikit orang yang mempraktekkan ini dalam kehidupan sehari - harinya. Dalam alkitab injil Tuhan berpesan Cintailah tetanggamu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri. Dalam agama Budha kita mengenal hukum karma, apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai, bila kamu mencintai semua orang secara tak bersyarat maka kamu pun akan dicintai sepenuhnya.

Inilah beberapa contoh kisah Unconditional Love :
1. Bunda Teresa ( Mother Teresa )
 Seorang tokoh kemanusiaan berdarah Albania, lahir pada 26 Agustus 1910 yang berkewarganegaraan India, beragama Kristen Katolik. Melakukan pelayanan di daerah Kolkata, India. Menolong kaum - kaum miskin di daerah sana dari segi pendidikan, dan pengobatan. Tanpa memperdulikan agama, ras, dan suku mereka. Kisah pelayanan Bunda Teresa ini menarik perhatian dan bantuan - bantuan dari seluruh Dunia. Dimulai dari kampung halamannya india, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru Dunia. Di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.

2. Nick Vujicic
Nick Vujicic adalah seorang motivator dari Australia yang lahir dalam kondisi tanpa lengan dan kaki. Dalam salah satu seminarnya di sekolah, Nick memberi pengertian kepada muda - mudi disana tentang Unconditional Love. Sapalah teman - teman kalian, bertemanlah dengan mereka bukan karena status, tampang, dan prestasi mereka. Tapi jadilah teman bagi seseorang karena pribadinya. Nick bertanya kepada penonton ' Maukah kalian menjadi temanku ? dengan menghiraukan kondisiku yang tanpa lengan dan kaki kalian pasti mau menjadi temanku. Karena kalian sudah mengenal pribadi saya, kalian sudah mengenal siapa itu Nick Vujicic. Tetapi bila kalian tanya kepada saya hal sebaliknya, saya juga akan menjawab saya akan menjadi teman kalian. Tetapi kenalkah aku dengan kalian? Tidak! aku tak peduli, tetapi aku mencintai kalian apa adanya. Saya tak peduli kalian pintar, kaya bahkan cantik saya tak peduli !. Saya mencintai kalian secara sepenuh hati dan mau berteman dengan kalian'.

3. Master Cheng Yen
Seorang Bhikkhuni dari Taiwan, mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi. Sebuah organisasi yang mengemban berbagai misi kemanusiaan, antara lain: amal sosial, kesehatan, pendidikan, budaya, pelestarian lingkunganm donor sumsum tulang, dan bantuan internasional. Karena keperduliannya, beliau dianugerahi penghargaan, diantaranya : Ramon Magasaysay Award Filipina(1991). Penghargaan kedua orang paling berpengaruh di Taiwan(2003), Asian American Heritage Award for Humanitarian Service (2004), dan Penghargaan Bidang Perdamaian dari Niwano Peace Foundation, Jepang (2007)

Alkisah seorang pemuda setiap hari masuk ke sebuah restoran hanya memesan nasi putih, dan pemilik restoran pun heran dan bertanya mengapa hanya memesan nasi putih saja?. Sang pemuda menjawab karena koki anda sangat jago memasak, sehingga hanya dengan MENCIUM wangi dari lauk pauk meja sebelah saja sudah cukup. Sang pemilik restoran pun murka mendengarnya, dan memaksa sang pemuda untuk membayar atas mencium wangi masakkan koki nya. Perdebatan pun tak bisa dihindari hingga dibawa ke pengadilan, dan hakim pun memutuskan sang pemuda untuk membayar 10 perak (zaman dulu 10 perak sudah sangat berharga). Walau sang pemuda keberatan membayar, daripada dia masuk penjara. Dengan berat hati, pemuda tersebut menyerahkan 10 perak kepada sang hakim. Kemudian sang hakim melemparkan 10 perak tersebut ke lantai dan bertanya kepada sang pemilik restoran, Apakah kamu sudah MENDENGARKAN bunyi - bunyi dari koin tersebut? dengan cepat dia menjawab Tentu saja!. dan Hakim berkata 'Wahai pemilik restoran, maka impaslah hutang sang pemuda tersebut kepadamu karena dia sudah membayar hutangnya lewat bunyi - bunyi koin perak tersebut!' 

Intisari dari cerita tersebut ketika kita dinasehati, dikritik, membaca hal - hal yang positif jangan cuman MENCIUM dan MENDENGAR saja. Tetapi resapilah dan laksanakanlah, saya berdoa semoga artikel yang saya bahas hari ini bisa mengilahami pembaca - pembaca sekalian untuk mempraktekkan Unconditional Love, bukan hanya mencium dan mendengarkannya saja. :)

Terima Kasih

#TurasMilis #Obrigado #Thankyou

Komentar