Pesan seorang Jendral Heboh

Beberapa minggu lalu, saya diajak oleh ayah saya untuk dinner dengan tamu dari Jakarta. Dari puluhan orang yang datang, ada 2 orang yang menyimak perhatian saya. Dimana yang 1 merupakan orang dari barclays bank international dan 1 lagi anaknya Jendral Heboh ( panggilan ayah saya kepada temannya ini).

Nah, bapak yang 1 ini tak henti - hentinya membahas tentang Jendral Heboh. Dari sekian orang yang dia sayangi, kagumi, dan hormati diantara banyaknya orang yang dia kenal ada seorang Jendral Heboh di hatinya. Sosok Jendral ini adalah sosok yang patut kita contoh tidak hanya bagi orang militer, tetapi bagi semua orang.

Sosok Jendral Heboh di mata kacamata seorang bankir ini adalah orang yang hebat. Menurut penalaran bankir ini, Jendral ini orangnya pantang menyerah, walau sudah dimakan umur tetapi semangat untuk terus belajarnya masih ada. Di dalam dunia kemiliteran ini, bukan hanya soal strategi perang, tembak menembak, pertahanan negara, dan militer. Rupanya seorang militer juga perlu belajar ilmu lainnya baik ilmu ekonomi, pangan, perbankan, psikologi, dll. Jendral Heboh ini, kalau diajak ngomong tentang perbankan ini juga gak kalah ilmu perbankannya. Karena keinginannya yang untuk terus belajar inilah 2 bintang melekat padanya. Kalau soal belajar Jendral Heboh ini tidak akan kalah sama yang lain kata bankir ini.

Selain sosok yang giat belajar, Jendral Heboh ini juga mempunyai jiwa kepempimpinan yang bagus. Karena sewaktu bertugas di daerah sumatra, 1 batalion yang beliau pimpin beliau anggap seperti keluarga. Bawahan punya masalah keuangan, beliau juga turut pusing mikirinnya. Mengapa? karena dia menganggap 1 batalion yang beliau pimpin sudah dia anggap seperti keluarga. Bukan hanya pasukannya saja tetapi keluarganya pasukan juga bahkan dianggap seperti keluarga. Oleh karena itu, 1 batalion itu sungguh sangat hormat kepada sosok Jendral Heboh ini.

Dan diakhiri perbincangan dengan bankir ini, pekerjaan yang paling hebat ini adalah tentara. Pekerjaan bankir tidak ada apa - apanya bila dibandingkan dengan tentara. Karena seorang tentara walau dibayar dengan sebungkus nasi mereka rela berkorban mati demi negara.

Jadi pesan yang dapat saya tangkap dari perbincangan kemarin adalah baik kita tua maupun muda jangan pernah berhenti belajar! dan bila ingin jadi pemimpin yang ingin dihormati anggaplah orang kamu pimpin seperti keluargamu sendiri.

' Orang yang berhenti belajar adalah pemilik MASA LALU, Orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik MASA DEPAN '

*Dalam rangka Hut RI yang ke 70 saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tentara - tentara NKRI, khususnya kepada Batalyon Infanteri Para Raider 330 TNI ADA (http://pararaider330.com/ )

Karya dari seorang sahabat Pak Effendy Rianto :) ( https://www.facebook.com/xinyuan90?fref=ts)

Komentar